Menjadi seorang guru sering dipandang memiliki pekerjaan yang ringan dan banyak santainya. Akan tetapi, fakta di lapangan menjadi guru bukanlah urusan yang simple dan gampang dikerjakan. Kita sudah tahu guru itu diamanahkan oleh Undang-undang untuk mendidik, membimbing, mengajar, mengevaluasi dan sebagainya.
|
Bapak Masuk atau Jangan Berikan Kami Tugas Sumber: Dokumen Pribadi |
Namanya mendidik dan mengajar itu bukan suatu yang simple. Guru harus menyusun rancangan pembelajaran sebelum masuk kelas dalam bentuk RPP, saat mengajar/mendidik harus kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran semua ilmu pedagogik harus dikeluarkan untuk menghasilkan proses pembelajaran yang menarik.
Setelah selesai proses pembelajaran guru juga harus melakukan evaluasi pada peserta didik untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa mengikuti proses pembelajaran. Disisi lain, evaluasi untuk mengetahui sejauh mana guru berhasil dalam mengajar suatu materi.
Duh.... berat, jauh lebih berat dari Rindu yang diungkapkan oleh Dilan. Serius saya 😊😊😊
Akan tetapi dalam proses pembelajaran ini yang berat ini, guru hanyalah manusia biasa. Banyak amanah dan tugas lain selain masuk kelas. Sehingga guru tidak dapat melaksanakan kewajibannya masuk ke kelas. Dampaknya proses pembelajaran akan berjalan tidak sesuai dengan rencana utama. Disinilah guru harus kreatif, walaupun dia meninggalkan kelas, tetapi proses pembelajaran di kelas tidak boleh terhenti. Guru harus memberikan tugas belajar yang terstruktur sehingga mereka dapat melakukan proses pembelajaran sebagaimana semestinya walaupun tanpa guru.
Akan tetapi itu sebuah teori... gampang diucapkan dan ditulis akan tetapi sulit untuk diterapkan seideal yang dipikirkan karena banyak faktor luar akan mempengaruhinya.
Seperti yang terjadi pada saya hari ini (15 Januari 2019), saya tidak dapat masuk kelas dikarenakan mengantar istri untuk sebuah keperluan di Kantor Pemerintahan Kab. Bandung Barat. Saat kemarin mengutarakan kepada siswa saya di kelas maksud kepergian saya hari ini.
"Besok Bapak tidak bisa masuk ke kelas kalian, Bapak ada keperluan untuk mengatar istri ke Kantor Pemerintahan Kab. Bandung Barat.". Kata saya di depan kelas
"Bapak gak asyik ah... pas jadwal ngajar di kelas kita, bapak izin. Pas ngajar di kelas sebelah, bapak masuk". Kata protes salah satu siswa lelaki di kelas itu
"Ya itu kebetulan saja ada jadwal di kelas kalian, karena kegiatan Ibu (Istri saya) hari ini. Gak ada maksud untuk meninggalin kalian". Jawab saya dengan sok menghibur 😊
"Bapak besok masuk atau jangan kasih kami tugas". Kata seorang siswi yang terkenal kritis
"Kenapa gitu kalau bapak gak masuk dengan ada tugas?". Tanya saya
"Sebab kalau ada tugas dari guru kami sering bingung maksud tugasnya apa, terkadang cuma bilang 'baca bab sekian' begitu". Jawabnya
"Maksudnya gimana?". Jawab saya
"Tugasnya gak jelas". Jawab timpal siswa lain
"Oh.... tenang, insyaallah gak gitu kok". Kata saya
"Begini besok ketua kelas ambil LKS di meja bapak, kerjakan tugas itu sesuai intruksinya. Kerjakan secara kelompok. Kalau sudah selesai kumpulkan lagi di meja bapak ya". Lanjut saya
Siswa hanya terlihat manggut-manggut tanda mengerti tanpa suara.
Bapak/ibu guru.... ternyata anak kita sering terbeban saat kita meninggalkan kelas memberikan tugas yang sulit mereka pahami intruksinya atau tugas yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hingga siswa kita malas atau tidak ada motivasi untuk belajar.
Saat menulis ini saya selalu teringat kata-kata "Bapak Masuk, atau jangan berikan kami tugas".
Salam hangat,
Salinan, S.Pd
Founder www.inankito.org