Bapak/ibu #GuruHebat, guru yang sukses kaya karya ditandai dengan guru yang tidak puas akan ilmu dan pengetahuan yang dia miliki. Guru yang merasa haus akan ilmu, tentu dia akan terus belajar. Guru yang terus belajar dia akan berprestasi. Guru-guru yang berprestasi dia akan melahirkan karya-karya dari ilmunya.
Mulailah berkarya
Sumber: Dokumen Pribadi
Saya sangat tersentuh dengan sebuah kata-kata dari seseorang sebagai berikut: “Jika guru berhenti belajar, berarti kematiannya sudah dekat”. Kata-kata ini mungkin terdengar seram tetapi banyak dianggap cuma sekedar coletehan biasa. Akan tetapi jika kita analisa dari kata-kata ini lebih dalam, ini memang benar.
Coba bayangkan jika kita sudah berhenti untuk belajar, menambah ilmu, menambah kompetensi yang kita miliki, kita akan tertinggal oleh kemajuan zaman. Kita akan merasakan hidup yang tidak menyenangkan, sangat membosankan karena tantangan dalam menjalankan profesi sebagai guru sudah hilang. Inilah yang dimaksud dengan kematian sudah dekat. Mati rasa akan nikmatnya menjadi guru.
Maka dari itu, teruslah untuk belajar, tambah ilmu yang akan kita ajarkan, tambah lagi kompetensi kita sebagai guru. Baik kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian dan kompetensi sosial. Ingat semakin banyak ilmu kita akan merasakan semakin banyak yang belum kita ketahui. Jadi .... jadilah guru yang terus belajar. Insyaallah guru yang terus belajar merupakan guru-guru yang berprestasi dan akan menghasilkan karya-karya terbaiknya.
Untuk menumbuhkan rasa ingin terus belajar adalah menentukan target prestasi yang ingin dipacai. Mungkin kita sudah menguasai bebagai ilmu tentang keguruan, akan tetapi kita belum menguasai tentang literasi digital. Coba buat target untuk belajar ilmu komputer untuk pembelajaran yang hasilnya dapat dipublikasi. Contohnya membuat media pembelajaran digital.
Bagi guru sains yang sudah bosan menerima penghargaan dan prestasi di bidang sains, coba belajar tentang sesuatu yang beda, misalnya belajar tentang karya tulis populer. Mulailah untuk menulis buku seperti Novel. Jangan puas dengan pencapaian yang sudah ada. Teruslah belajar untuk mengejar prestasi.
Memulai untuk Berkarya
Bapak/ibu #GuruHebat. Banyak sekali dari kita bingung untuk mulai berkarya. Harus membuat karya apa? Memang bisa bermanfaat? Malas untuk memulai? Takut tidak dihargai orang? Masih banyak lagi pertanyaan—pertanyaan di dalam pikiran kita yang menghalangi untuk mulai berkarya, hingga tidak pernah memulai untuk berkarya. Terus bagaimana cara memulai untuk berkarya? Paling simpel untuk kita memulai berkarya, tanyakan apa yang paling kita sukai?
Setelah kita mengetahui apa yang kita sukai. mulailah berkarya dengan apa yang kita sukai tadi. Seandainya kita suka menulis. Mulailah untuk membuat blog, terus lanjutkan dengan menulis, jaga konsistensi menulis hingga karya-karyanya terkumpul dalam kuantitas yang banyak. Dengan pengalaman dan ilmu baru, dengan seiring waktu kemampuan menulis kita akan meningkat. Tulislah dengan baik satu topik yang fokus seandainya mengambil topik “Pendidikan Karakter”, “Pendidikan Abad 21”, “Ilmu pendidikan dan keguruan”, “Metode pendidikan”, atau “evaluasi pendidikan”, dan sebagainya. Setelah mempunyai tulisan yang dianggap cukup baik mulailah untuk menulis buku dan terbitkan buku tersebut.
Bagi Bapak/ibu yang mempunyai kesukaan terhadap media pembelajaran, mulailah membuat media pembelajaran seperti video animasi antraktif, power point yang bagus, gambar, diagram dan sebagainya. Buatlah media-media pembelajaran yang inovatif. Mungkin saja nanti bapak/ibu menjadi guru yang ahli media pembelajaran.
Bapak/ibu yang menyukai dunia public speaking dan motivator. Belajarlah menjadi motivator pendidikan, baik motivasi untuk para pendidik maupun motivator untuk siswa. Buatlah slide presentasi yang ciamik, keren, menggugah, belajarlah menjadi motivator ulung. Bapak/ibu guru olah raga yang suka bermain futsal, volly, sepak bola dan lain-lain, selain menjadi guru jadilah seorang atlet di salah satu bidang olah raga yang Anda sukai. Lebih baik mempunyai satu kelebihan cabang olahraga yang sangat menonjol dari pada menguasai semua cabang akan tetapi tidak ada yang menonjol.
Bagi yang suka dengan seni lukis, melukislah setiap hari sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki. Kembangkan bakatnya hingga menemukan karya terbaiknya. Buat sosial media yang fokus untuk memposting karya-karyanya.
Maka dari itu, berkaryalah sesuai bidang masing-masing. Karena Bapak/ibu lah yang mengetahui kelebihan yang ada dalam diri bapak/ibu. Jika ada orang lain yang meragukan, melecehkan, meremehkan dan sebagainya untuk menghalangi kita berkarya. Jadikan itu amunisi kita untuk membuktikannya. Karena cara terbaik ‘balas dendam’ dengan orang yang meremehkan kita yaitu dengan sebuah karya nyata.
Kapan kita harus memulai berkarya? Ya sekarang. Sekarang adalah waktu terbaik untuk kita berkarya. Jangan menunggu-menunggu lagi. Carilah ide untuk berkarya dan lakukan sekarang. Karena saat yang sama orang lain juga sedang berpikir untuk berkarya. Membedakan orang yang sukses berkarya dengan orang yang gagal berkarya yaitu di aksinya. 1 juta ide untuk berkarya yang ada di dalam pikiran akan kalah dengan satu karya yang sudah jadi, nyata dapat dirasakan atau dilihat saat itu juga.
1 juta ide untuk berkarya yang ada di dalam pikiran akan kalah dengan satu karya yang sudah jadi, nyata dapat dirasakan atau dilihat saat itu juga.
Prinsip yang harus dimiliki guru untuk memulai berkarya adalah “mulai saja dulu, nanti evaluasi sambil berjalan”. Jangan menunggu idenya sempurna baru ingin memulai. Karena ide yang kita miliki bisa saja seide dengan orang lain. Yang menentukan suksesnya ide adalah di sebuah tindakan.
Jadi mulailah untuk berkarya dari sekarang. Sekali lagi jangan takut untuk gagal dalam berkarya, itu sugesti yang tidak baik. Oleh karena itu, sugesti ini harus kita hapus dan singkirkan. Hal ini yang disebut “sindrom tali kekang kaki gajah”. dimana gajah sejak lahir diikat dengan seutas tali pada kakinya, jika gajah membrontak tali akan menjeratnya dan memberikan rasa sakit. Hingga gajah tumbuh besar tali ini tetap diikat pada kakinya. Walaupun sebenarnya gajah bisa memutuskan tali itu karena tenaganya lebih kuat saat dewasa. Tetapi rasa sakit waktu kecil sudah membuatnya ketakutan berlebihan. Hingga akhirnya gajah tidak pernah memberontak.
Begitu juga pada diri kita, sebenarnya kita sangat mampu untuk berkarya. Akan tetapi, mungkin waktu kecil kita sering diremehkan, tidak diapresiasi atau dikecilkan oleh orang lain. Hingga kita merasa tidak mampu untuk melakukan sesuatu yang lain. Kita lebih merespon meng-“Iya”-kan omongan orang lain dari pada membuktikan kita bisa melakukannya.
Mendengarkan pendapat orang lain itu penting, akan tetapi tidak semua omongan orang bisa kita jadikan landasan untuk bertindak. Kita sebaiknya meminta nasihat dari orang-orang yang kompeten untuk dijadikan mentor kehidupan. Yang dapat memberikan masukan, evaluasi, dan jalan keluar. Bukan orang yang hanya bisa mengkritik tanpa memberikan solusi.