Bapak/ibu #GuruHebat. Jangan sampai ada orang yang bertanya, atau menanyakan tentang kita dengan pertanyaan yang bernada meragukan bahwa kita guru seperti pertanyaan “Kamu seorang guru? Memang kamu bisa apa?”. Ini pertanyaan-pertanyaan yang sangat merendahkan kita akan profesi yang kita jalani. Maka dari itu teruslah belajar dan perdalam lagi kompetensi kita sebagai guru. Sangat banyak kompetensi yang harus kita kuasai untuk menjalankan profesi. Tetapi pemerintah sudah menetapkan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru minimal 4 kompetensi, yaitu kompetensi Profesional, Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Kepribadian.
Kita bisa dikatakan seorang guru yang profesional jika kita memiliki 4 kompetensi utama ini. Maka dari itu, mari kita terus meningkatkan kemampuan kompetensi tersebut. Di sini saya tidak bisa untuk mengungkapkan panjang lebar tentang ini, untuk itu lebih baiknya bapak/ibu belajar dari sumber lain. Tetapi sedikit saya akan membahas sekilas tentang 4 Kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh guru:
Kompetensi Profesional Kompetensi profesional yaitu kemampuan guru memahami materi pelajaran yang diampu. Misalnya, guru bahasa Indonesia harus memahami materi bahasa Indonesia, guru matematika harus memahami materi tentang matematika, guru fisika harus memahami materi fisika, guru biologi harus memahami materi tentang biologi, dan sebagainya. Guru yang baik adalah guru yang selalu haus akan materi yang dia ampu. Tidak pernah merasa puas akan pencapaian. Terus belajar dan meng-upgrade materinya. Karena materi pelajaran yang diajarkan tidak statis. Materi akan selalu berkembang sesuai dengan kemajuan ilmu itu. Maka teruslah untuk belajar.
Jika ada siswa yang bertanya suatu hal tentang materi yang kita ajarkan, lalu kita tidak dapat menjawab pertanyaan, lalu jangan malu untuk mengatakan, “Maaf ibu/bapak belum bisa menjawabnya sekarang. Nanti ibu/bapak jawab setelah mendapat jawabannya, kita boleh mencarinya sama-sama”.
Mengaku kita belum mengetahui sesuatu hal dan berjanji akan mencari tahu akan lebih baik dari pada menjawab asal-asalan (sok tahu) yang dapat menyampaikan konsep/materi salah. Zaman sekarang ilmu pengetahuan gampang untuk diakses, kita bisa mendapatkan di internet (on line) lewat gadget yang kita pegang.
Selain itu, untuk menambah wawasan pengetahuan ilmu profesional mata pelajaran, sebaiknya kita aktif di Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) baik tingkat sekolah, Kabupaten, Provinsi hingga Nasional. Tujuan bergabung dengan MGMP untuk mendapatkan update ilmu terbaru dari rekan seprofesi di MGMP. Jika kita berkumpul dengan banyak orang yang mengempuh mata pelajaran yang sama, maka akan semakin banyak ilmu yang diperoleh oleh rekan-rekan seprofesi. Maka jangan menutup diri, bergabunglah dan belajar bersama-sama dengan mereka.
Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan salah satu kompetensi yang mutlak perlu dimiliki guru. Kompetensi pedagogik merupakan komponen khas yang membedakan profesi guru dengan profesi yang lain dan akan mempengaruhi tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta didik.
Kompetensi pedagogik ini tidak diperoleh secara serta-merta, tetapi melalui proses belajar secara terus menerus dan sistematik. Baik belajar sebelum menjadi guru maupun setelah menjadi guru. Kompetensi ini juga dapat berkembang baik jika didukung oleh bakat, minat, dan potensi keguruan dari masing-masing individu yang bersangkutan.
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan seorang guru dalam menerapkan ilmu pendidikan seperti metode pelajaran, media pembelajaran, psikologi pendidikan, rencana pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Banyak guru yang ilmu profesionalnya sangat hebat, tetapi materinya sulit dipahami oleh siswa karena tidak bisa menerapkan metode dan media pembelajaran atau tidak memahami psikologi pendidikan. Maka untuk menjadi guru tanpa tanda tanya dan guru yang benar-benar profesional, selain menguasai materi yang diajar, juga harus menguasai ilmu pendidikan sebagai kompetensi pedagogik.
Kompetensi pedagogik ini dapat dipelajari, kemudian dilatih dengan cara di praktekkan. Untuk menghasilkan proses yang maksimal, jangan lupa kemudian evaluasi kompetensi pedagogik yang kita terapkan. Buat catatan-catatan evaluasi untuk meningkatkan kemampuan diri yang akan mendatang. Karena pada dasarnya kita harus terus belajar dan terus berinovasi untuk menerapkan bermacam-macam mertode pembelajaran dan media pembelajaran demi menghasilkan proses kegiatan belajar dan mengajar yang baik.
Kompetensi Sosial Kompetensi sosial adalah kemampuan seorang guru untuk peka dan bisa melakukan pekerjaan bersama dengan orang lain. Kompetensi sosial ini berat kaitannya dengan bagaimana cara guru bergaul dengan orang lain baik di lingkungan kerja maupun di lingkungan masyarakat. Bergaul dengan guru-guru, siswa, orang tua dan masyarakat umum.
Pada dasarnya guru yang baik itu guru yang meminimalisir konflik dan meningkatkan bekerja sinergis dengan orang lain. Guru sebaiknya mengayomi dan mensuport rekan juniornya, tidak sikut-sikutan sesama rekan, dan tidak menjilat dengan atasan. Bekerja fokus untuk tujuan pendidikan yaitu mendidik siswa untuk menjadi manusia yang beriman, bertaqwa dengan memiliki kompetensi untuk bertahan hidup dengan bisa bekerja sama dan bersinergis dengan orang lain.
Adapun karakter yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk menunjukkan bahwa dia sudah menguasai kompetensi sosial yang saya kutip dari buku “Guru Berkarya Guru Berdaya” karya Suhud Rois adalah sebagai berikut ini:
Mampu berkomunikasi baik lisan maupun tulisan secara efektif
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Coba bayangkan tanpa ada komunikasi apapun dalam sebuah kelas, tidak akan ada proses pembelajaran disitu. Komunikasi efektif sangat dibutuhkan oleh guru dalam mengajar.
Terkadang kita tidak menyadari, kata-kata dalam komunikasi kita menjadi toksit yang beracun bagi siswa kita. Misalnya, “Ayo berhenti berbicanya, dan perhatikan ke depan. Ingat materi yang akan kita pelajari sangat susah, kalau kalian tidak memperhatikan pasti akan kebingungan. Jadi walaupun sudah tetap memperhatikan ya!”
Apa yang terjadi di pikiran anak mendengar kalimat di atas? Anak langsung merasakan adanya larangan dan dibatasi, perasaannya menjadi tidak enak, sehingga merasa kurang nyaman. Ditambah lagi dengan kalimat materi yang akan dipelajari susah, perasaan anak akan diterpa oleh bayangan bahwa proses pembelajaran akan membosankan.
Coba bandingkan dengan kalimat, “Ayo duduk ke posisi masing masing, sebentar lagi kita akan mulai pelajaran. Materi yang akan kita pelajarai sangat menantang. Kalian suka tantangan kan? bapak/ibu yakin kalian bisa melewati tantangan ini”.
Kalimat ini menunjukan kalimat positif. Gunakan kalimat positif karena kalimat positif akan membuka persepsi menyenangkan bagi siswa. Kemudian lanjutkan kalimat yang memberikan persepsi siswa bahwa materi bisa dipahami, proses menyenangkan.
Mampu berinteraksi, menjalin dan menggalang kerja sama dengan civitas akademika
Kemampuan ini juga penting. Civitas akademika merupakan komponen pendidikan yang memegang peran strategis. Mereka perlu mengetahui dan melibatkan dalam upaya pendidikan. Oleh karena itu, guru harus terampil berinteraksi dengan semua civitas akademika.
Seorang guru yang baik, dia dapat masuk bergaul dengan siapa saja. Berdiskusi dengan siswa bisa, sesama guru bisa, bersama orangtua siswa bisa, dan bersama dengan atasan atau pihak luar yang terkait juga bisa. Jadi guru itu bisa berinteraksi dengan siapa saja yang bersangkutan dengan proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap elemen organisasi sekolah
Pemahaman fungsi setiap elemen sekolah berguna untuk menghindari adanya overlap kewenangan atau saling lempar tanggung jawab. Pemahaman ini juga penting agar menjamin kepastian peran guru sehingga ia lebih yakin dalam beraktivitas sebab mengetahui pada area mana dia bisa terlibat.
Kita terkadang sering menemukan kasus seperti ini, jika ada sebuah pekerjaan banyak menganggapnya itu bukan pekerjaan kita, itu pekerjaan orang lain. Akan tetapi, jika sudah mencapai sebuah kesuksesan dari pekerjaan itu, semua mengakui bahwa itu adalah karena peran serta dari dia. Dan paling buruk, jika pekerjaan itu menimbulkan masalah maka semuanya saling menyalahkan orang lain, terkadang lupa mengevaluasi diri sendiri.
Maka dari itu, sebaiknya seorang guru mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap elemen organisasi sekolah untuk menghindari adanya overlap kewenangan atau saling lempar tanggung jawab.
Itulah beberapa contoh karakter yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk menguasai kompetensi sosial. Selain itu, masih banyak karakter lain yang harus dikuasai oleh guru untuk memantapkan kompetensi sosial ini. Saya sarankan bapak/ibu dapat membaca dari sumber lain, jangan berhenti membaca buku ini saja!
Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang mencerminkan pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan peserta didik, dan berakhlak mulia. Paling tidak seorang guru harus mempunyai kompetensi kepribadian sebagai berikut:
a. Jujur dan bertanggung jawab
b. Mampu bernalar
c. Mempunyai motivasi, inisiatif, dan proaktif
d. Kemampuan memahami dan menerima diri sendiri
e. Percaya diri, kreatif, minat luas, luwes, dan berani mengaktualisasi diri
f. Mempunyai kepekaan terhadap orang lain
g. Bersikap demokratis dan terbuka
h. Memiliki ketahanan kerja dan toleransi stres yang cukup tinggi
Kompetensi kepribadian ini sangat penting karena kepribadian sesorang guru akan sangat mempengaruhi lingkungan sosial sekitarnya terutama bagi peserta didik. Masih ingat di bagian 1, guru dalam bahasa jawa dan sunda diartikan digugu dan ditiru. Maka jika kepribadian seorang guru baik, akan menularkan kebaikan kepada lingkungannya terutama peserta didik.
Penguasaan kompetensi kepribadian sangat penting bagi kita seorang guru, sekolah dan terutama bagi siswa kita. Berikut ini beberapa arti penting penguasaan kompetensi kepribadian guru:
· Ungkapan klasik menyatakan “segala sesuatunya bergantung pada pribadi masing-masing”. Dalam konteks guru melaksanakan proses pembelajaran dan berinteraksi dengan siswa akan banyak ditentukan oleh karakteristik kepribadian guru yang bersangkutan. Memiliki kepribadian yang sehat dan utuh, dengan karakteristik sebagaimana diisyaratkan dalam rumusan kompetensi kepribadian di atas dapat dipandang sebagai titik tolak bagi seseorang untuk menjadi sukses.
· Guru adalah pendidik profesional yang bertugas untuk mengembangkan kepribadian siswa atau sekarang lebih dikenal dengan karakter siswa. Penguasaan kompetensi kepribadian yang memadai dari seorang guru akan sangat membantu upaya pengembangan karakter siswa. Dengan menampilkan sebagai sosok yang bisa digugu dan ditiru, secara psikologi anak akan cenderung merasa yakin apa yang dilakukan oleh seorang guru.
· Di masyarakat, kepribadian guru masih dianggap hal sensitif dibandingkan kompetensi lainnya. Apabila ada seorang guru melakukan tindakan tercela atau pelanggaran norma-norma yang berlaku di masyarakat, pada umumnya masyarakat cenderung akan bereaksi. Hal ini tentu dapat berakibat terhadap merosotnya wibawa guru yang bersangkutan dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi sekolah, tempat dia berkerja.
· Bukti-bukti ilmiah menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian guru berpengaruh terhadap perkembangan belajar dan kepribadian siswa. Studi kuantitatif membuktikan bahwa kompetensi guru memiliki hubungan erat dan signifikan dengan motivasi berprestasi siswa dan kepribadian guru akan sangat mempengaruhi kondisi moral siswanya.
Jadi, sangat penting penguasaan kompetensi kepribadian bagi seorang guru. Kendati demikian, dalam tataran realita upaya pengembangan profesi guru yang berkaitan dengan penguatan kompetensi kepribadian tampaknya masih relatif terbatas dan cenderung lebih mengedepankan pengembangan kompetensi pedagogik dan profesional. Maka, kita sebagai seorang guru harus berupaya sendiri untuk menjadi guru yang memiliki kompetensi kepribadian yang tinggi.
Salam Dari Bandung Barat,
Salinan, S.Pd
owner www.inankito.org