Profesi guru merupakan salah satu profesi yang mulia. Di mana ilmu yang kita ajarkan kepada peserta didik jika bermanfaat akan menjadi amal jariyah bagi kita. Amal dari ilmu yang diajarkan semasa hidup akan terus terkirim kepada kita tak henti-hentinya walaupun kita sudah meninggal dunia sekalipun, jika ilmu itu bermanfanfaat bagi kehidupan orang yang kita ajarkan.
Guru Pahlawan Tanpa Tanda Tanya
Sumber gambar: Dokumen Pribadi
Akan tetapi, kondisi ini terkadang kita lupa. Terlupakan karena sudah ditutup oleh pikiran kita tentang banyaknya administrasi yang harus dikerjakan, memikirkan gaji yang belum dibayar, tunjangan belum cair, atau insentif tak kunjung diterima. Ditambah lagi ada masalah dari luar profesi kita, masalah keluarga dan teman. Banyak hal yang bisa membuat kita lupa hakikat jadi seorang guru.
Belum lagi ada anak yang “bermasalah”, kurang disiplin, suka datang terlambat, kabur dari kelas, malas belajar dan kenakalan remaja lainnya. Cukup menambah beban pikiran seorang guru. Sehingga kita (guru) malas untuk mendidik dan mengajar. Namun di sinilah kita dapat mengukur diri kita. Apakah benar kita seorang guru?
Seperti yang sudah saya utarakan di Bagian sebelumnya, menurut UU no.14 Tahun 2005 tentang guru. Guru ialah seorang pendidik profesional dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dilihat dari pengertian ini, jelas guru itu harus bisa mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Jadi, ini memang sudah menjadi kewajiban kita. Kita tidak boleh mengeluh dalam menjalankan profesi sebagai guru.
Bapak/ibu #GuruHebat, tidak sedikit dari kita yang menjadi guru bukan karena panggilan jiwa atau bukan bercita-cita menjadi guru. Ada yang menjadi guru karena tidak dapat pekerjaan lain, sehingga jika mendapatkan tantangan dan halangan dalam mengajar dan mendidik langsung mengeluh. Akan tetapi ada yang menjadi guru karena memang merupakan panggilan jiwa untuk menjadi seorang guru. Hal ini tidak terlalu penting untuk kita bahas. Yang terpenting adalah setelah kita mendapatkan profesi menjadi guru, kita harus benar-benar dapat bekerja semaksimal mungkin. Sehingga kita layak disebut seorang guru Pahlawan Tanpa Tanda Tanya.
Salam dari Bandung Barat
Salinan, S.Pd